BAB 2: mBULAN nDADARI ri BADUT

[Karangbesuki/MALANG, 22 April 2016] Melanjutkan gelaran yang sudah terjadi bulan lalu, bulan purnama kali ini akan lebih banyak dimeriahkan oleh penampilan dari seni-tradisi masyarakat setempat. Masih dengan semangat kesederhanaan dan nilai kesetaraan, penyelenggaraan di altar candi akan dilengkapi dengan panggung, lighting, dan soundsystem yang sederhana.

13043226_10204645598099106_3067315120310719367_nAntusiasme para pelaku seni dan beberapa pemuda setempat patut diacungi jempol dan sudah selayaknyalah memberi inspirasi kepada berbagai pihak untuk mengapresiasi dan mengulurkan dukungannya. Oleh karena itu penyelenggaraan kali ini juga memberi peluang bagi siapa saja untuk bisa berpartisipasi sekalipun menjadi stakeholder atau shareholder aktivitas ini. Malangkultur sebagai komunitas apresiatif akan terus berada dalam pusaran geliat ini untuk memberi warna agar kemandirian komunitas lokal dapat sepenuhnya terjadi.

SUSUNAN ACARA LENGKAP mBULAN nDADARI ri BADUT (22 April 2016)

19.30-20.00  : Tari Ngremo Karangbesuki
20.00-20.15  : Tari Budi Ayuga Dancer
20.15-20.45   : Tari Bantengan “Gemulo Singo Menggolo” – Karangbesuki
20.45-21.00   : Kolaborasi Monolog-Gerak (Syamsu-Meilia)
21.00-21.15    : Kidungan/Parikan (Cak Marsyam)
21.15-21.30    : Orasi Budaya (Prof. Djoko Saryono – Universitas Negri Malang)
21.30-21.45   : Geguritan-Musikal (Wolly-Tulungagung)
21.45-22.15   : Gerak-Puisi (Blizt community) – ITN Malang
22.15-22.30  : Puisi-Musikal (Dewi-Biola Pandaan)
22.30-23.00 : Sendratari (Komunitas Pencak Silat pak Puji) – Karangbesuki

Semangat acara ini tetap sama. Candi Badut dipilih karena memiliki latar belakang historis dan kultural yang memberi karakter budaya bagi masyarakat Malangraya. Harapannya, candi badut dapat digunakan lagi sebagai altar bagi beragam ekspresi seni, ritual agama dan budaya, serta ruang apresiasi untuk mengedukasi pemerhati dan pecinta seni Malangraya. Secara kultural ruang-ruang perjumpaan keragaman ekspresi seni masih kuat berbasis pada komunitas-komunitas. Oleh karena itu, kami melihat Badut secara utuh termasuk juga masyarakat di sekitarnya. Dengan begitu, masyarakat lokalah yang akan menjadi “pemangku” acara BDB dengan dukungan komunitas2 seni budaya yang ada.

poster2

 

Dipblikasikan oleh: MALANGKUltur




Leave a Reply

Your email address will not be published.