Pada dasarnya setiap manusia adalah wujud enerji yang bervibrasi dan memancarkan gelombang elektromagnetik tertentu. Atau dalam perspektif lain; manusia adalah makhluk cahaya yang dibungkus dengan raga.
Dengan demikian, sebagai enerji, kita mempengaruhi aura di sekitar kita; saling berinteraksi dan berinterferensi. Semakin kuat aura seseorang (kadang bahasa lainnya disebut ‘kharismatik’, di Bali disebut ‘taksu’) semakin besar pengaruhnya terhadap lingkungan.
Kehadiran seorang yang ‘enlightened’ atau beraura baik, akan juga enlightening sekelilingnya. Seorang yang bervibrasi baik, akan menularkan enerji baik. Dan sebaliknya.
Contoh; kehadiran seseorang yang doyan bercanda dan tertawa akan menambah aura kegembiraan pada suatu kumpulan. Bahkan baru saja mereka datang, sebelum bicara apa-apa, suasana yang kita rasakan berubah. Ini bukan pseudo-science.
Sebaliknya, kehadiran seorang complainer, drama queen, pessimist, sceptist, akan menurunkan aura positif suatu grup. Bayangkan kita lagi ngobrol bercanda ria dengan beberapa teman. Lalu datanglah seseorang pengeluh, yang selalu merasa hidupnya malang, selalu punya bahan keluhan. Secara instan aura akumulatif yang kita rasakan mendadak berubah.
Dalam keadaan pasif sekalipun (tanpa berupaya memancarkan dan memusatkan enerji tersebut), vibrasi kita berdampak. Apalagi misal enerji positif ini memancar secara aktif, misal ia berbagi kegembiraan, berbagi hal positif, berbagi empati dll. maka udara di lingkungan tersebut akan makin menyehatkan.
Suatu komunitas yang banyak penduduk yang beraura positif akan berpengaruh positif juga terhadap habitat tersebut (lingkungan terasa nyaman, jarang bencana dll.). Juga berlaku pada skala yang lebih besar seperti negara. Negara yang makmur sejahtera pastinya orangnya lebih asik dibandingkan negara yang banyak konflik dan intrik.
Mari kita selaraskan enerji kita masing-masing supaya, paling tidak, pengaRUH positif kita memancar di rumah/keluarga masing-masing, agar membantu “menerangi” lingkungan kita, memancarkan enerji positif, dan menjadi healer bagi lingkungan kita.
Hendra Hendarin 2012
***
