DASAR PEMIKIRAN
JapungNusantara.org.Seluruh warisan, puncak-puncak karya dan peristiwa penting masyarakat Nusantara, sangat perlu dibuka dan dikelola sebagai kekuatan sejarah bangsa yang dapat mendorong jati diri kebhinekaan dalam setiap pribadi manusia Indonesia yang bebas, kuat dan berdaulat sebagai warga negara.
Kata-kata “Matahari Timur” atau “Mercusuar Dunia”, bukanlah kalimat omong kosong bagi rakyat Nusantara, sebab leluhur dan nenek moyang kita telah membuktikan kepada dunia, bahwa mereka adalah bangsa yang bermartabat dan mampu mensejajarkan diri dengan bangsa manapun di atas muka bumi. Leluhur kita adalah pemimpin Nusantara yang ‘diakui’ dunia atas seluruh puncak pencapaian kebudayaannya dalam semua sektor kehidupan.
Masyarakat Nusantara adalah bangsa yang sejak dahulu dikenal unggul dan handal dalam segala bidang, baik secara politis-ekonomi dan perdagangan- kesejahteraan-arsitektur dan tata ruang-kesenian-maritim-agrikultur bahkan spiritual.
Berbagai peristiwa penting, baik yang tercatat secara material didalam berbagai artefak yang tersebar diseluruh penjuru bumi, maupun yang tinggal sebagai sejarah dan legenda turun temurun di dalam pola sosio-kultur masyarakat Indonesia, ataupun yang sampai hari ini masih berjalan dan berproses menyesuaikan diri dengan zaman, adalah kekuatan yang patut kita olah. Kekuatan itulah yang akan menjadi basis pertahanan bangsa Indonesia di masa mendatang dalam perjuangannya menghadapi era globalisasi.
Nasionalisme dalam konteks sebagai warga negara Indonesia tidak dapat dibangun dalam sekejap, tanpa mengetahui sejarah yang sebenarnya tentang siapa dan apa diri kita. Secara geopolitis Indonesia adalah sebuah negara, namun kekuatan bangsa ini terletak pada kultur masyarakatnya, yang disebut tatanan masyarakat Nusantara.
SEJARAH SEBAGAI SUMBER KEKUATAN DAN JATI DIRI
Peninggalan sejarah baik secara fisik maupun non fisik tidak sepatutnya hanya kita lestarikan sebagai sebuah catatan atau kita pajang di dalam etalase museum, padahal didalamnya terukir berbagai peristiwa hidup dan puncak pencapaian budaya yang seharusnya menjadi acuan bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk bersama-sama menggali, mempelajari dan melanjutkannya secara serius.
Tonggak-tonggak sejarah yang telah dipancangkan oleh leluhur bangsa kita bukanlah benda purba, ratusan bahkan ribuan tonggak itu adalah dasar kekuatan yang seharusnya berfungsi sebagai modal utama setiap putera dan puteri Indonesia di masa kini dan menyambut masa depan.
Perubahan keadaan, pergeseran zaman adalah kondisi yang berjalan sesuai dengan waktu, tapi sesungguhnya dunia tidak berjalan secara linear, segala sesuatu akan kembali pada titik yang sama di waktu yang tepat, akan tetapi ada juga unsur yang tinggal sebagai hal permanen, misalnya jati diri. Tanpa jati diri seorang manusia tidaklah dapat disebut sebagai manusia utuh. Tanpa identitas personal seorang manusia tidak memiliki kekuatan. Tanpa kekuatan dan kemandirian seorang manusia tidak memiliki daya saing dan harga diri.
Sebagai bagian dari sebuah bangsa yang besar, setiap manusia Indonesia patut mengenal jati diri, siapa leluhurnya dan kekuatan apa yang sesungguhnya tersimpan di dalam dirinya. Sejarah bukanlah sekedar masa lalu, ia adalah fondasi bagi setiap diri untuk melangkah maju ke masa depan. Sejarah yang tersimpan atau sengaja disimpan, sejarah yang tersembunyi atau disembunyikan sudah saatnya dibuka, dipelajari, diolah dan difungsikan sebagai sumber kekuatan bangsa.
Terlampau banyak warisan leluhur yang belum kita kembalikan dan kita berdaya gunakan sebagai energi berkebangsaan, menerimanya berbagai mozaik peristiwa lalu mengutuhkannya sebagai bagian dari perjalanan hidup dan kehidupan bangsa Indonesia. Upaya yang paling penting dilakukan adalah menegakkan kembali Tatanan Masyarakat Nusantara, bukan sekadar sebagai catatan peristiwa dan puncak pencapaian budaya di masa lalu, namun sebagai kekuatan dan energi kita sebagai bangsa dan warga negara Indonesia.
MOZAIK PUNCAK PENCAPAIAN BUDAYA
Budaya bukan kesenian. Budaya bukan pengentalan tradisi lama. Budaya bukan sekedar bagian dari pariwisata. Budaya bukan komiditi pasar. Budaya adalah seluruh pola perilaku kehidupan, yang pada setiap sektornya dapat mengalami puncak pencapaian tertinggi atas usaha dan upaya pengembangan yang dilakukan oleh manusia sebagai pelaku utama sebuah peradaban. Budaya adalah gambar dari kehidupan itu sendiri.
Budaya tak pernah berhenti berjalan, berakulturasi dan berkembang. Oleh sebab itulah maka setiap unsur kebudayaan tak pernah statis, namun pada setiap peristiwa puncaknya dicatat oleh dunia dengan tinta emas sebagai moment penting yang seyogyanya difungsikan sebagai acuan bagi kehidupan di era generasi selanjutnya.
Beberapa puncak kebudayaan Masyarakat Nusantara antara lain adalah :
- PUNDEN BERUNDAK
Sejak situs ini di ekskavasi oleh Tim Terpadu Riset Mandiri, nama Gunung Padang menjadi topic pembicaraan dunia. Keberadaan situs ini tidak sendirian, namun masih banyak lagi situs-situs serupa di seluruh pelosok Indonesia yang masih belum digarap secara menyeluruh. Namun demikian, hal ini telah membuktikan bahwa leluhur Bangsa Nusantara bukanlah orang-orang yang terbelakang, melainkan sekelompok masyarakat yang memiliki kemampuan tinggi dan telah mencapai suatu peradaban yang luhur. Ditengarai situs ini merupakan bangunan arsitektur tertua di dunia.
- SUKU BUGIS
Terkenal di seluruh dunia sebagai bangsa yang handal dalam urusan kelautan, kapal Phinisi merupakan bukti sejarah yang masih hidup sampai kini. Bahkan undang-undang dan hukum kelautan internasional sebagian besarnya bersumber dari tulisan seorang pelaut Bugis, Laksamana Amanagappa.
Dalam segi sastra, naskah tua yang ditulis dalam lontara yaitu I La Galigo telah diangkat ke latar internasional dan dipergelarkan ke seluruh dunia.
- BOROBUDUR
Keniscayaan Borobudur sebagai bukti bahwa leluhur dan nenek moyang bangsa Indonesia pada zamannya telah mencapai puncak teknologi yang tak tertandingi dalam segi arsitektur dan tata ruang, baik dari unsur material maupun spiritual. Borobudur adalah World Heritage atau warisan dunia yang sampai hari ini tak seorangpun yang mampu membuka seluruh rahasia yang terkandung didalamnya secara jelas dan rinci. Yang jelas, Borobudur adalah sebuah monument yang mencerminkan bahwa leluhur bangsa ini adalah masyarakat yang sarat dengan ilmu pengetahuan, dan ini adalah suatu keniscayaan.
- PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Ajaran luhur nenek moyang kita telah menyebabkan mereka mengetahui dengan pasti apa yang terkandung di dalam rahim Ibu Pertiwi, baik yang tersimpan di bawahnya maupun apa yang dapat tumbuh di atas tanahnya. Keajaiban Nusantara yang super subur dan pengelolaan alam yang dilakukan dengan welas asih, dikelola dengan kebijakan lokal dan tanpa keserakahan telah melahirkan kalimat ‘gemah ripah loh jinawi’.
Nusantara juga dikenal dengan nama Swarnabhumi yang berarti bumi emas atau tanah emas. Sejak ribuan tahun lalu Swarnabhumi atau Nusantara atau masa kini disebut dengan nama Indonesia memang terbukti sebagai tanah yang menghasilkan emas, baik ditinjau dari sudut pandang pencitraan maupun realitanya.
Hasil bumi yang unggul dan berlimpah ruah seperti : padi-beras-jagung dan berbagai jenis tanaman lain lebih dari cukup untuk mensejahterakan rakyat. Hasil bumi yang tergolong dalam jenis khusus yaitu rempah- rempah seperti : tembakau, cengkeh, pala dan lada telah membuat mata dunia barat melirik tajam menyorot tanah ini. Kekayaan berlimpah dari hasil rempah-rempah inilah yang menyebabkan timbulnya kegiatan perdagangan yang intensif antara masyarakat Nusantara dengan dunia.
Harus kita akui dengan jujur bahwa satu-satunya penyebab terjadinya penjajahan selama berabad-abad di atas tanah air ini adalah diakibatkan oleh puncak pencapaian masyarakat agraria yang berhasil memberdayakan dan mengolah kesuburan tanah ibu pertiwi.
- SUMPAH PEMUDA
Kegelisahan masyarakat muda Nusantara yang berasal dari berbagai suku-suku besar atas keinginan untuk menyatukan diri dalam suatu visi dan misi yang seragam ke masa depan, telah menghasilkan kesepakatan bersama untuk mencairkan segala macam perbedaan. Kongres besar yang dengan sangat berani dilaksanakan saat itu, secara tidak disadari sesungguhnya telah mengembalikan gambaran tatanan asli masyarakat Nusantara yang diobrak-abrik dan dipecah belah oleh penjajah.
Dibangun berlandaskan kesadaran penuh atas keberagaman yang dipersatukan, dalam konteks kehidupan bernegara dan kebulatan tekad untuk bersama-sama berjuang bagi kemandirian bangsa telah melahirkan Deklarasi Sumpah pemuda. Titik awal perjuangan para pemuda dengan memilih nama Indonesia sebagai tujuan politis yang kemudian di masa depan mendasari seluruh kegiatan bernegara dan bermasyarakat dari setiap individu rakyat Indonesia.
- PROKLAMASI DAN LAHIRNYA PANCASILA
Keberanian untuk berdiplomasi dengan dunia dan menjawab sebuah tantangan besar bahwa seluruh rakyat menginginkan kembalinya kemerdekaan dan kedaulatan masyarakat dengan memberdirikan dan menegakkan sebuah negara yang disebut dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang warga negaranya berpedoman kepada azas Pancasila dengan berlandaskan semboyan kuna Nusantara : Bhinneka Tunggal Ika, Tan Hana Dharma Mangrwa.
- BHINNEKA TUNGGAL IKA, TAN HANA DHARMA MANGRWA
Tak ada satu negarapun di atas muka bumi yang mampu menyaingi kekayaan keberagaman di tatar Indonesia. Sejak zaman dahulu kala leluhur bangsa ini telah hidup dalam kebhinekaan yang masing-masing dilindungi dan dibangun atas tatanan masyarakat adat, lengkap dengan kebijakan lokal dan keutuhan tradisinya namun mengikatkan diri dengan sadar kepada azas tunggal ke Nusantaraan, dimana hari ini Masyarakat Nusantara telah bertransformasi secara administratif menjadi warga negara Indonesia.
Kalimat Bhinneka Tunggal Ika, Tan Hana Dharma Mangrwa telah eksis dalam tatanan kehidupan masyarakat Nusantara jauh sebelum NKRI didirikan. Semangat nasionalisme ke-Nusantara-an telah tumbuh dan mengakar dalam diri seluruh rakyat yang hidup dan berkehidupan di dalam kawasan Nusantara.
Dengan jati diri Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dapat tetap berdiri teguh didukung oleh seluruh masyarakat yang sejatinya memang dilahirkan dengan DNA ke-Nusantara-an yang kental, diwarisi dari leluhur bangsa yang telah berhasil membangun tatanan masyarakat yang adil dan makmur.
- ABHAYAGIRI – SITUS KERATON BOKO – BOROBUDUR
Salah satu dari keajaiban warisan leluhur yang merupakan cikal bakal lahirnya Borobudur yang menyimpan sejarah panjang tentang Nusantara. Di tempat inilah Nusantara kecil digambarkan, tatanan kehidupan yang lengkap tumbuh di tempat ini.
Demokrasi yang berazaskan kedaulatan rakyat berjalan dengan baik, keberagaman dan kebebasan individu sangat dihormati dan dijunjung tinggi. Kemajuan di bidang ekonomi dan perdagangan yang diolah sendiri oleh masyarakatnya telah menyebabkan Abhayagiri yang semula hanya merupakan sebuah desa kecil tumbuh dan berkembang menjadi sebuah wilayah kerajaan yang besar.
Masyarakatnya sangat spiritual, ajaran budhi pekerti dan perasaan keTuhanan yang tinggi telah membuat Abhayagiri tak hanya sekedar menjadi sebuah wilayah kekuasaan namun terkenal sebagai tempat belajar, sebuah universitas kehidupan yang terbuka dan didatangi oleh banyak orang dari berbagai belahan dunia.
Pengolahan alam dan pembangunan fisik dilakukan oleh seluruh rakyat tanpa adanya unsur eksploitasi. Seluruh manusia yang menjadi bagian masyarakatnya membangun seluruh aspek kehidupan baik material maupun yang immaterial dengan azas musyawarah dan mufakat. Sedangkan pelaksanaannya dilandasi oleh rasa kebersamaan dan gotong royong.
Secara fisik, Abhayagiri atau yang sekarang dikenal sebagai Situs Keraton Boko adalah satu-satunya situs keratuan atau rumah raja yang masih utuh berdiri sejak abad 8M. Keraton yang secara fisik masih dapat dibaca secara jelas, bukan hanya sebagai sebuah bangunan yang menunjukkan ciri sebagai pusat kekuasaan namun lebih merupakan sebuah sarana bagi pusat kehidupan bermasyarakat.
Mengembalikan kekuatan tatanan masyarakat Nusantara adalah satu-satunya jalan bagi bangsa Indonesia hari ini untuk menghadapi semua tekanan dan menjawab tantangan dunia, agar mampu berdiri mandiri sebagai sebuah bangsa dan masyarakat yang utuh.
Mengelola kemandirian dalam semua sektor kehidupan, mengeluarkan diri dari keterpurukan, menegakkan azas kebersamaan untuk membangun tatanan kekinian berdasarkan sejarah kejayaan dan keluhurannya, mencairkan perbedaan dan kembali menjadi sebuah bangsa yang kuat, berdaulat dan sanggup berdiri tegak menghadapi masa depan dengan penuh percaya diri.
Ini adalah sebuah langkah besar yang harus dimulai dari sekarang, digerakkan dari berbagai sektor, dimulai oleh setiap individu sebagai warga negara Indonesia untuk bekerja bersama-sama dan bergotong royong sebagai masyarakat yang merdeka dan bebas menentukan masa depannya sendiri.
Dengan pengetahuan sejarah yang lengkap dan benar, rakyat Indonesia akan memiliki pemahaman yang lurus tentang apa dan siapa dirinya. Berdasarkan itulah maka jati diri bangsa akan tumbuh dan menjadi kuat. Siapapun yang berdiri di atas tanahnya dan mengakui dirinya sebagai warga negara, secara otomatis akan berpikir dan bertindak untuk dan atas nama negara demi menguatkan tatanan masyarakatnya.
NKRI sebagai sebuah negara yang lahir dengan semangat keNusantaraan tak dapat dipisahkan dari semboyan Tan Hana Dharma Mangrwa Bhinneka Tunggal Ika sebagai ruh sejati bangsa Indonesia. Ruh yang menghidupi tanah air Ibu Pertiwi selama berabad-abad, menghidupkan masyarakatnya dan mengantarkan Nusantara sebagai bangsa besar yang berdaulat dan bermartabat.
Kekuatan dan kedaulatan NKRI ada ditangan rakyat, apapun kebijakan pemimpinnya, sekalipun kebijakan dan keputusan itu telah benar-benar berpihak kepada rakyat dan berlandaskan Pancasila, mustahil aplikasinya dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar tanpa dukungan dari kekuatan masyarakatnya.
Negara Indonesia sejatinya bukanlah sekadar wilayah politis namun secara spiritual sepanjang rentang sejarah, ia ditunjang oleh sebuah kekuatan yang fantastis, yang tidak dimiliki oleh bangsa manapun di atas muka bumi, yaitu kekuatan tatanan masyarakat Nusantara.
Dengan tatanan itulah, setiap warga negara akan melangkah ke masa depan dengan ruh yang sama, semangat Bhinneka Tunggal Ika, bergotong royong dengan sistem tunggal : dari rakyat-oleh rakyat dan untuk rakyat.
Berdasarkan semangat ke-Nusantara-an, niat yang kuat untuk membangun dan menghidupkan tatanan Masyarakat Nusantara adalah sebuah pengembalian konsep harmoni awal yang harus ditunjang oleh seluruh elemen kekuatan yang berasal dari masyarakat itu sendiri.
Berdasarkan semangat ke-Bhinekaan, niat yang besar untuk membuktikan gambar asli dari sebuah bangsa yang pernah hidup dalam sebuah peradaban luhur, yang terbuka dan mampu menerima kebudayaan lain sebagai mitra dalam berkehidupan dan memiliki kepercayaan diri yang kuat untuk menyambut semua hal baru yang datang di dalam hidupnya tanpa pernah merasa ragu untuk melangkah dan bekerjasama dengan siapapun, adalah tekad yang seharusnya dibangun bersama-sama oleh semua pihak.
Konsep gotong royong antar individu, antar kelompok, antar golongan, antar seluruh komunitas seharusnya menjadi tak terbatas bagi seluruh rakyat Indonesia. Ini adalah tugas seluruh masyarakat Nusantara untuk menjadikan bangsa dan rakyat Indonesia memahami kekuatannya, lalu kekuatan itu akan mendukung setiap kebijakan pemimpinnya dengan kesadaran penuh, melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai warga negara dengan segenap jiwa, berpikir dan bertindak sebagai manusia utuh yang bermartabat dan memiliki jati diri kebangsaan.
Saatnya kita bersama-sama membangun jembatan masyarakat Nusantara, dengan mengolah dan memfungsikan seluruh sumber kekuatan tak terbatas yang dianugerahkan Tuhan kepada bangsa Indonesia. Mari kita mulai bekerja untuk melanjutkan sejarah kejayaan yang sudah diukir para leluhur, menghormati dan menempatkan dengan baik setiap warisan kebudayaan yang tak dapat dirubah dan dihapus dengan alasan apapun, lalu bekerjasama untuk menggotong semua kenyataan sejarah dan warisan budaya itu sebagai kekayaan hakiki untuk diolah dan dikelola bersama.
Dengan bekal itulah bangsa kita akan mampu mengurus seluruh kekayaannya dengan kemampuannya sendiri, menentukan apa yang bermanfaat bagi bangsanya tanpa campur tangan bangsa lain, memilih apa yang baik bagi keberlangsungan hidup seluruh lapisan masyarakatnya tanpa tekanan dari pihak manapun, mengutamakan kepentingan bangsanya dan bukan untuk atau atas nama bangsa lain, menjaga harmoni dan kesejahteraan negerinya dengan kekuatannya sendiri dan memiliki kesediaan untuk merawat seluruh warisan kebudayaan dengan sadar dan memahami bahwa hal itu adalah bagian tak terpisahkan dari sejarah kehidupan pribadinya selaku bagian dari masyarakat adat Nusantara.
Melalui jembatan inilah, dengan mengusung semangat Bhinneka Tunggal Ika, kita semua akan bergandengan tangan, menyatukan semua potensi yang ada untuk mengembalikan seluruh puncak pencapaian kebudayaan kepada masyarakat, tidak sebagai harta karun, tetapi sebagai sebuah kekayaan dan kekuatan milik bersama, sebagai sebuah bangsa.
MENUJU CAHAYA NUSANTARA
- Keyakinan Terhadap Kebenaran Sejarah
Sejarah babad Nusantara masih dapat dibaca dengan jelas. Dibuktikan dengan masih utuhnya peninggalan leluhur, dengan maksud supaya dapat difungsikan maksimum menjadi pertanda keluhuran peradaban yang pernah dicapai oleh nenek moyang. Sebuah peradaban luhur hanya dapat dicapai oleh masyarakat yang terdiri dari manusia-manusia yang luhur juga buddhi pekertinya, luhur pengetahuan dan luhur spiritualitasnya.
Di luar fakta dan data arkeologis, masih begitu banyak manusia Nusantara yang dititipi alur cerita dan tetap diperkenankan membaca atau menuturkannya dengan jelas, sesuai dengan fakta peninggalan yang relatif masih utuh. Kebenaran sejarah tak dapat hanya sekedar dianggap legenda, namun seharusnya disikapi dengan wacana yang lebih luas dan hati yang lebih cerdas, bahwa kebenaran fakta dan ceritanya lebih merupakan suatu rangkaian yang tak terpisahkan.
Bukti tersebut sebenarnya adalah jalan pengetahuan untuk memahami siapa dan bagaimana kita sebenarnya serta apa yang akan kita hadapi dimasa mendatang. Dan pengetahuan itu sesungguhnya dapat dipergunakan untuk membangun rasa kebangsaan dan menimbulkan kebanggaan pada diri setiap manusia Indonesia sebagai bagian dari masyarakat Nusantara. Dengan perasaan itulah kita dapat menjalin suatu kerjasama yang baik antar individu, dengan berbekal keyakinan yang digali dari sejarah lampau untuk melangkah ke masa depan.
Untuk itu dibutuhkan sebuah kerjasama yang baik, sebagai upaya untuk membentangkan peta Nusantara, bukan peta kerajaan-kerajaan kecil yang hanya merupakan bagian dari mozaik besar. Perlu adanya upaya bersama untuk merumuskan runutan sejarah, paling tidak sejak ditemukannya catatan tertulis tentang apa yang ada di tanah ini. Keberanian menyusun berbagai kemungkinan dengan menggunakan metodologi dan tanda baca yang ditinggalkan oleh leluhur, dan tidak hanya meyakini teori-teori dari luar. Keberanian ini adalah bagian dari jati diri, berani untuk menyatakan identitas dirinya sendiri.
- Paham Tentang Ketetapan Waktu
Sejarah memiliki waktunya sendiri. Sebuah putaran yang kecepatannya tak dapat dikendalikan oleh manusia. Pengulangan peristiwa selalu terjadi, namun kita hampir selalu luput memaknainya sebagai sebuah tanda perulangan yang telah ditetapkan waktunya oleh alam.
Berbagai peristiwa hanya kita anggap sebagai sebuah kejadian ansich, dan kita tak sempat memandangnya sebagai suatu pertanda yang sebenarnya telah diuraikan oleh masa lalu dalam berbagai peninggalan dan penggalan kisah. Sehingga kita tak menyadari sesungguhnya peristiwa tersebut sudah dicatat oleh zaman di dalam berbagai alur cerita dari sekian banyak bukti faktual agar kita dapat meraba perjalanan waktu, saat kapan rotasi itu akan membawa
kita pada titik yang pernah dilalui di zaman lampau. Benarkah kejayaan Nusantara akan kembali? Alam telah mengirimkan banyak kabar dan pertanda, tergantung kita mau membacanya dengan teliti atau tidak. Sementara pandangan dunia mengarah ke timur, dan para ilmuwan mengendus dengan pengetahuannya, alangkah naifnya bila kita tak sudi untuk menoleh barang sejenak, membuka pikiran dan hati untuk menerima kebenaran akan ketetapan waktu yang bergulir seperti bola salju ke arah dimana semua mata sedang memusatkan pandangan.
- Upaya Untuk Mengenali dan Memahami Tugas
Bahwa setiap individu memiliki tugas yang berbeda-beda di dalam kehidupan. Ibarat sebuah mesin yang terdiri dari berjuta komponen, demikianlah peradaban diperjalankan dan diusung oleh manusia. Mengenali tugas kehidupan bukanlah hal yang sulit apabila kita masih mau menengok sejarah, bukan hanya sejarah diri sendiri namun sejarah kehidupan itu sendiri yang didalamnya berisi perjalanan dunia, lengkap dengan segala peristiwanya.
Apalagi bila setelah mengenali lantas meyakini kebenaran yang terkandung didalamnya, berikut memaknai setiap peristiwa sebagai sesuatu yang nyata dan melengkapkannya dengan berbagai data faktual dan social, mustahil berita tentang tugas itu tidak tergambar sedangkan semuanya tercetak dengan jelas dalam berbagai media informasi yang diwariskan peradaban.
Bayangkan apabila setiap orang mengenali dan memahami tugasnya dalam kehidupan, apalagi yang berkaitan dengan roda sejarah yang tetap waktu pengulangannya, maka dalam setiap detik perputaran itu segenap komponen mesin bekerja dengan maksimal sehingga segala sesuatunya berjalan dengan optimum, karena setiap individu menempati posnya masing-masing.
Dengan demikian saat waktu menetapkan ketibaannya, kita sudah siap untuk menyambut kedatangan semua peristiwa sebab sudah memahami tugas masing- masing dan apa yang harus dilakukan berkenaan dengan tugas tersebut.
- Kesadaran Untuk Menjadi Jembatan Informasi
Siapa pengemban informasi itu? Kita semua. Belajarlah dari leluhur, tirulah cara mereka menulis dan menatah peradaban melalui berbagai media penyampai. Dalam keterbatasan semuanya bahkan bisa menjadi utuh dan maksimal sebab mereka sadar bahwa setiap diri wajib menjadi jembatan informasi antar generasi.
Tidak heran ketika peninggalannya ditemukan, dari situlah kita dapat mempelajari banyak hal, segenap keajaiban masa lampau yang sampai hari ini masih dapat dibaca dengan jelas, misalnya kekawih dan kidung-kidung sarat ajaran, lukisan batik yang mengandung makna luhur, peralatan musik yang bunyiannya penuh dengan simbol kebijakan, tarian yang melahirkan keindahan petuah, bangunan candi dan berbagai situs purba yang menggambarkan kemajuan peradaban, serta tatahan batu yang menyimpan banyak cerita dan pelajaran.
Berbekal itulah sebenarnya kita mampu merangkai masa lalu sebagi bekal hari ini menuju masa depan, membaca zaman silam sebagai pertanda bagi kedatangan peristiwa masa mendatang, mengemasnya dalam bentuk dan pola yang selaras dengan zaman.
- Usaha Untuk Mengemban Tugas
Beruntunglah orang-orang yang diberi ‘kemampuan dan keadaan yang lebih’, serta memiliki kesempatan yang tidak dipunyai oleh orang lain. Kelebihan dan kesempatan yang membuat dirinya mampu untuk berbuat jauh lebih banyak sebagai pengemban informasi atau penyampai yang dengan karya atau keahliannya dapat menjadi pengemban tugas yang berfungsi maksimal bagi setiap detik perjalanan nafasnya.
Sekali lagi mari kita belajar pada leluhur, kesadaran yang tinggi untuk dapat berbuat banyak bagi kelangsungan kehidupan agar mata rantai peradaban dapat diwariskan pada anak keturunannya membuat mereka mampu berpikir secara komunal dan kesadaran itulah yang mendorong mereka untuk bekerja bersama- sama, bergotong royong membangun peradaban dan berpikir visioner, jauh ke depan, mempersiapkan, membangun dan menciptakan beragam karya konkrit yang terang dan jelas terbaca oleh kita, selepas berabad-abad.
- Membangun Mitos
Kesenjangan waktu yang terlalu lama, menyebabkan kita harus berpikir, sebagai manusia yang sadar bahwa dirinya adalah salah satu komponen dari mesin besar perjalanan peradaban, sebagai manusia yang diberi kemampuan dan keadaan lebih, memiliki waktu dan kesempatan untuk menjadi jembatan informasi dari mata rantai peradaban, seyogyanya dapat bersinergi untuk bersama-sama membangun kekuatan.
Seperti yang dilakukan para leluhur, mengujar ajaran meliputi teknologi-buddhi pekerti maupun spiritual melalui berbagai media dan cara, ternyata mampu membangun kelompok masyarakat yang maju-cerdas dan berakhlak mulia lebih dari satu generasi.
Manusia bermartabat luhurlah yang sanggup membangun dan mencapai puncak peradaban yang tinggi, kesadaran atas sifat kemanusiaanlah yang membuat mereka mampu menjadi kelompok masyarakat yang memahami arti harmoni dan mereka lah yang ternyata berjalan dengan gagah di atas muka bumi sebagai pemimpin-pemimpin agung pada zamannya.
Dengan keyakinan akan rotasi perulangan sejarah, maka sesungguhnya kita termotivasi untuk membangun rasa kepercayaan diri dan rasa bangga sebagai bagian dari masyarakat Nusantara, dengan membuat karya-karya yang konkrit, memiliki nilai ajaran yang luhur dan berguna bagi banyak orang, sampai di beberapa generasi sesudahnya.
Bersinergilah seperti leluhur kita dahulu, bekerjasama dalam satu visi, membentuk dan membangun sebuah dunia yang baik dengan pola kehidupan yang bermartabat, menyampaikannya pada masyarakat luas dengan cara yang selaras zamannya. Kemampuan dan keadaan lebih serta adanya kesempatan adalah pertanda khusus bahwa sebagian dari kita adalah petugas mata rantai peradaban.
Bangsa ini tidak mendadak hadir, bangsa ini memiliki sejarah panjang yang tua usianya, bangsa ini bukan turunan buruh dan kuli, bangsa ini dibangun dengan kerja keras leluhur, bangsa ini butuh orang-orang yang mau berbesar hati memfungsikan kelebihannya untuk membaca peninggalan dengan baik dan mengembalikannya kepada masyarakat dengan membangun dan menyampaikan dalam bentuk informasi sebagai mitos-mitos yang dikemas dengan baik dan selaras dengan zaman, agar dapat membangkitkan kebenaran sejarah menjadi kenyataan, bahwa bangsa kita adalah benar-benar pewaris pusat peradaban dunia di masa lampau dan tidak mustahil waktu akan mengantarkannya kembali pada kita.
gambar dari www.galeri.com
Jakarta, 23 Oktober 2009,
Trie ‘iie’ Utami