Geliat kampung nusantara melalui Festival Kaki Gunung #2 Penajam Waru KalTim

festival kaki gunung

rangkaian kegiatan festival kaki gunung

FESTIVAL KAKI GUNUNG KE-2 (2016) Penajam Waru, Seni adalah ekspresi spiritualitas manusia paling tua dalam sejarah, jauh sebelum agama. Seni telah menjadi bagian integral yang tidak bisa dipisahkan dari dimensi kejiwaan manusia, yakni dimensi keindahan dan spiritualitas. Selain itu, seni juga menjadi media penjernihan pikiran dan emosi manusia untuk mendapatkan kebijaksanaan dan kearifan hidup. Seni, pada hakikatnya diorientasikan untuk membangun dimensi kemanusiaan yang berbalur cinta kasih dan kepedulian antar sesama. Seni, dengan demikian menjadi ruang suci bagi persemaian moralitas dan humanisme universal (Bustanul Arif.2016). Festifal Kaki Gunung ke-2 kembali akan digelar. Setelah Festifal serupa digelar pada tahun lalu di Bangun Mulya yang diikuti oleh beberapa kalangan seniman lokal di seputaran Kabupaten Penajam Paser Utara, baik musik, tari, bahkan teater, kali ini kembali akan diselenggarakan lagi, masih di tempat yang sama, akan tetapi dengan pilihan lokasi yang berbeda serta melibatkan kalangan yang lebih luas, bukan hanya kalangan seniman saja akan tetapi sebisa mungkin melibatkan masyarakat umum, seperti kelompok-kelompok tani, kalangan pelajar, Guru, kelompok pemuda dan perempuan, bahkan anak-anak untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan budaya ini. Jamal, salah seorang penggiat seni tradisi di Kabupaten Penajam Paser Utara yang memiliki intensitas kuat terhadap usaha-usaha pemberdayaan masyarakat melalui kerja kebudayaan, yang juga sekaligus inisiator kegiatan Festifal Kaki Gunung mengungkapkan bahwa Festifal Kaki Gunung ini dimaksudkan tidak hanya untuk menjadi milik masyarakat Kecamatan Waru saja apalagi masyarakat Desa Bangun Mulya saja, akan tetapi ke depan diharapkan bisa menjadi milik masyarakat Penajam Paser Utara secara lebih meluas, “syukur-syukur kegiatan ini dijadikan agenda tahunan yang positif bagi desa-desa atau kecamatan lain sehingga kelak akan tumbuh kantong-kantong kebudayaan masyarakat dan diharapkan dapat memberi kontribusi konkrit terhadap Daerah dalam upaya menumbuh-kembangkan potensi lokal sehingga tidak menutup kemungkinan Penajam Paser Utara kelak menjadi salah satu destinasi pariwisata seperti halnya daerah-daerah lain yang sudah maju, melalui kegiatan-kegiatan yang bersifat partisipatif tanpa harus menghabiskan anggaran daerah yang besar.”, demikian ungkap Jamal disela-sela kesibukannya dalam mempersiapkan kegiatan tersebut. Festifal Kaki Gunung Ke-2 ini akan diselenggarakan dalam 2 (dua) bentuk kegiatan, yaitu yang pertama berupa kegiatan arak-arakan kampung (yang akan bertumpu di areal persawahan) dan yang kedua adalah kegiatan Gelar Seni puncak gunung. Dalam kegiatan arak-arakan kampung mengambil tema “Silaturrahmi Bumi”. Jamal juga mengatakan bahwa kitapun wajib bersilaturahmi terhadap bumi kita. Bumi sebagai ruang hidup, bumi sebagai tempat berpijak, dan bumi sebagai Anugerah dari Tuhan YME, dari bumi kita melangsungkan kehidupan.

festival kaki gunung

Para penyaji kesenian dari muda mudi Paser Penajam

Festival kaki gunung ini berangkat dari inspirasi tradisi Selamatan yang biasa ada ditengah masyarakat, dengan segala bentuk keArifan lokal, gotong royong serta kebersamaan silaturahmi. Kaki gunung ini sesuai namanya berlokasi di puncak gunung desa Bangunmulya kecamatan Waru, dan terlaksana pada tanggal 27-28 mei 2016. Yang menarik dari kegiatan Festifal Kaki Gunung ini menurut Budi Utomo, Kepala Desa Bangun Mulya adalah semua rangkaian kegiatannya dibalut dalam konsep yang sangat sederhana. “Kegiatan ini sangat potensial untuk didukung penuh dan dikembangkan karena membuka ruang yang sangat luas bagi tumbuh dan berkembangnya partisipasi masyarakat dalam segala bentuk dan ekspresinya tanpa ada pretensi untuk menggurui. Ke depan, tentu saja Festifal Kaki Gunung ini patut di support sedemikian rupa, terutama melalui kegiatan pengadaan maupun pembangunan fasilitas yang diperlukan, yang semua itu tentu saja setelah melalui persetujuan masyarakat. Berkaitan dengan hal ini, kami, masyarakat Desa Bangun Mulya tentu saja siap dijadikan Pilot Project”. Demikian ungkapnya antusias disela-sela diskusi dengan beberapa anggota BPD Bangun Mulya. Lebih lanjut M. Yusuf, Ketua BPD Bangun Mulya menambahkan, “Saudara Jamal saya anggap jenius. Melalui konsep kegiatan yang digagasnya, saudara Jamal telah berhasil menginspirasi banyak pihak sekaligus telah berhasil membongkar paradigma berpikir mainstream bahwa kegiatan festifal semacam ini tidak identik dengan adanya ketercukupan dana. Bukan sulap bukan sihir, penyelenggara kegiatan Festifal Kaki Gunung Ke-2 tidak menganggarkan biaya sepeserpun. Seluruh rangkaian kegiatan yang ada bersifat partisipatif dan sukarela”. Demikian imbuhnya. Akhirnya, Festifal Kaki Gunung Ke-2,akan disusul dengan Festifal Kaki Gunung Ke-3, ke-4, ke 5, dan seterusnya dan event ini adalah bagian dari rangkaian perjalanan menuju event yang lebih besar berikutnya, helatan BUEN FESTIVAL KUTA RAKAN TATAU.




Leave a Reply

Your email address will not be published.