Diatas motor beroda tiga seorang lelaki memegang mikrofon dan dengan suara serak membacakan Puisi dari Almarhum W.S Rendra “Hidup Itu Seperti Uap”. Pantulan cahaya yang terpancar dari lampu masjid Ar-Rahman serta pengeras suara bertenaga baterai mampu mengubah suasana malam itu menjadi haru, ditambah lagi iringan Sa’o (Suling Vietnam) dan Gitar yang hanya memainkan satu Chord dengan nada yang monoton, dimainkan berulang-ulang sebagai bentuk refleksi bunyi awal kejadian sebelum semua yang ada di bumi ini berwujud.
Sebuah puisi yang dibuat oleh si Burung Merak menjelang akhir hayatnya :
“Bukan karena semua baik kita tersenyum tetapi karena kita tersenyum, maka semua menjadi baik
Tak ada hari yang menyulitkan kita, kecuali kita sendiri yang membuat sulit.”.
Penggalan puisi di atas pantaslah menjadi tausiyah penutup kegiatan “Tadarus Puisi” pada malam tadi, Sabtu 17 April 2021 yang diselenggarakan kawan-kawan Sanggar Seni Sel Telur, Desa Beka, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah. Bersama Remaja Islam Masjid, Organisasi Pencinta Alam serta Karang Taruna membangun semangat bersama dalam sebuah lingkaran sebagai bentuk kekuatan Nosialampale ( Gotong Royong ) yang mana masih dimiliki kuat masyarakat Kampung diseluruh penjuru Nusantara.
Duka yang dialami masyarakat Desa Beka beberapa pekan yang lalu akibat material lumpur yang terbawa oleh arus Sungai Pondo ( salah satu sungai purba di Sulawesi Tengah) tak menjadi penghambat kawan-kawan muda Sel Telur untuk dapat menggagas kegiatan ditengah suasana Ramadhan. Tadarus yang menjadi kebiasaan remaja kampung setiap selesai ibadah Shalat Tarwih dipilih menjadi tema untuk mempererat kembali tali persaudaraan antar pemuda kampung yang ada di Kabupaten Sigi. “Tadarus Puisi” Yang berima dan berirama bersama, tak bersekat dan berjarak adalah sebuah pengulangan dari apa yang sudah dilakukan pendahulu Kampung Beka dalam mengobati kerinduan akan makhluk dan Sang Pencipta.
Diakhiri dengan duduk bersama di teras masjid bersama Karang Taruna Mekar Abadi, Sanggar Seni Bantaya Marisa Desa Sibedi ,Sanggar Seni Kololio Desa Kaleke serta Mahasiswa dan pemuda Kampung Beka yang datang mengapresiasi kegiatan tersebut dengan doa dan harapan agar bencana negeri ini segera berakhir dan aktifitas berkesenian dapat kembali lancar seperti sediakala. kontributor : Yayan Kolalio