Tentang Konser talusiswara Sigi Sulteng

C. Tentang Konser talusiswara


JapungNusantara.com. Konser Talusiswara adalah sebuah gagasan pemuda yang berangkat dari kegelisahan akan geliat kesenian di kampung-kampung yang mulai tak nampak. Kampung yang seharusnya sebagai lumbung budaya indonesia kinipun tak mampu lagi mempertahankan eksistensinya sebagai identitas negara. Perkembangan zaman yang semakin maju juga kemudian merubah pola pikir masyarakat menjadi sempit dalam memaknai setiap kegiatan yang di dalamnya menerapkan konsep nilai-nilai kearifan dan pengetahuan lokal.
Dari hasil riset dan identifikasi, ternyata dalam tatanan kampung saat ini ada spirit atau semangat yang hilang dalam setiap kelompok kecil di masyarakat. Setiap lembaga ataupun perkumpulan dibuat kaku dengan aturan rumah tangganya sendiri bahkan individu itu sendiri, sehingga dalam melaksankan laku sebagai warga negara yang wajib untuk memajukan kebudayaan, enggan mengespresikan diri dengan bentuk pendekatan lokal atau minimal mencintai lokalitas dalam konteks kesenian.
Berbicara tentang lokalitas dan kedaerahan, suku kaili adalah salah satu yang mendiami sebagian besar dari Provinsi Sulawesi Tengah, khususnya wilayah Kabupaten Donggala, Kabupaten Sigi, Kabupaten Parimo, Kota Palu dan wilayah pegunungan sekitarnya. dari semua itu salah satu kearifan lokal yang dimiliki suku kaili adalah Tonda Talusi yaitu sebuah kearifan lokal yang bersifat arif dan bijaksana dan memiliki makna filosofis pada prinsip tiga pilar atau penyangga sebagai bentuk keseimbangan antara Pemerintah Adat dan Agama serta Manusia, Alam dan Tuhan. Inilah menjadi dasar penamaan Talusiswara sebagai bentuk kegiatan yang didalamnya tidak hanya bersifat seremonial semata tetapi adanya edukasi dan penerapan nilai kearifan sebagai penunjang keberlangsungan hidup yang harmonis.


Swara yang dalam bahasa sansekerta berarti suara atau bunyi dan Talusi filosofinya bermakna kebersamaan atau keseimbangan. Jadi Talusiswara adalah Suara Kebersamaan/Bunyi Keseimbangan. Konser yang menjadi bahasa familiar dalam setiap panggung pertunjukan besar dipilih sebagai kata depan yang di artikan sebagai keriuhan atau keramaian ( Keramaian Suara Keseimbangan). Gagasan “Konser Talusiswara” ini akan menjadi titik awal yang dapat menginspirasi pemuda-pemudi khususnya Dolo Barat, kabupaten sigi untuk dapat merespon kampung sebagai lumbung ide dan potensi besar kepariwisataan yang organik.




Leave a Reply

Your email address will not be published.